-->
THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

3.30.2009

Mitos Hardisk

Mitos Hardisk


Penelitian ini merupakan yang pertama dan paling luas cakupannya dalam sejarah IT. Dalam jangka waktu 9 bulan, Google telah mengumpulkan data kerusakan dari sekitar 100.000 hard disk milik mereka untuk kemudian dianalisis. Kini, hasilnya dipublikasikan. Semua hard disk terdiri atas model SATA dan PATA mulai dari 80Gb sampai 400Gb. Jadi, cakupan modelnya sama seperti yang kita gunakan sehari-hari.


MTBF : Hanya teori belaka

Produsen kerap memancing pengguna dengan menyebutkan masa pakai hard disk yang rata-rata tinggi (MTBF = Mean Time Between Failure). Namun, hal ini bukan menunjuk pada masa pakai har disk yang sebenarnya. Data ini hanya bersifat teori belaka. Misalnya, 500 har disk beroperasi selama 50 hari (1.200 jam kerja) tanpa error. Ini berari hard disk tersebut memiliki MTBF sebesar 600.000 jam. Annualized Failure Rate (AFR) yang dihitung oleh produsen, yaitu persentase hard disk yang rusak setiap tahunnya biasanya hanya satu persen. Namun, Google menemukan bahwa error rate yang sebenarnya lebih tinggi dari angka tesebut. Dari sebuah penelitian, error rate pada tahun pertama memang rendah, yaitu 1.7 persen. Namun pada tahun ketiga, angka itu sudah mencapai 8.6 persen. Sayang, meski error rate ini tidak semuanya sama pada masing-masing produsen. Google hanya mengambil nilai keseluruhan saja.


Selain itu, hasil dari perbandingan hard disk yang sering dan jarang digunakan ternyata cukup mengejutkan juga. Hard disk yang sering digunakan lebih banyak rusak setelah digunakan pada tiga tahun pertama. Namun, pada tahun ketiga hasilnya sebaliknya. Har disk yang jarang digunakan lebih banyak rusak. Demikian juga dengan hard disk dengan beban penuh. Kesimpulannya, bila mengutamakan keandalan, sebaiknya hard disk diganti setiap tiga tahun. Paling tidak, lakukan backup secara teratur.

SMART : Tidak terlalu pintar.

Untuk dapat mengenali adanya kesalahan, harddisk modern saat ini menggunakan SMART tool (Self Monitoring Analysis and Reporting Technology). Jika ada tanda-tanda kerusakan, tool akan memunculkan peringatan. Namun, sistem ini hanya bekerja pada sekitar 64 persen dari hard disk yang rusak. Selain itu, hanya beberapa parameter SMART yang dapat diketahui, seperti Reallocation Counts. Parameter ini berhubungan dengan kemampuan untuk memperaiki sektor yang rusak secara otomatis. Apabila kesalahan ini terjadi, kemungkinan terjadinya kerusakan lebih besar. Ini sudah saatnya untuk mem-backup data. Selain itu, SMART tool hanya memantau komponen mekanis dari hard disk. Padalah sebagian kesalahan terjadi pada elektronokiknya. Selain mengandalkan sistem peringatan SMART, lebih baik lakukan backup secara teratur.

Yang mengherankan adalah hasil penelitian Google yang terkait dengan suhu hard disk. Selama ini, hard disk bersuhu tinggi menjadi faktor yang paling beresiko. Namun, hasil penelitian malah sebaliknya. Pada har disk baru, kerusakan lebih banyak terjadi pada hard disk dengan suhu yang rendah dibawah 30 Celcius. Hanya hard disk yang telah berumur 3 tahun yang mampu bertahan. Error rate hard disk ini memang bertambah juka suhu lebih tinggi, mulai sekitar 45 Celcius. Sistem pendingin hard disk yang selama ini banyak dipakai pada PC sebenarya belebihan.

TIPS Merawat Harddisk
Tool monitoring seperti O&O Drive_LED dapat memberi peringatan dini bila hard disk kritis.
Jika SMART melaporkan “Seek-Errors” atau “Reallocation Counts” bertambah, sebaiknya lakukan backup data.
Jika Anda mengutamakan keamanan, ganti hard disk paling tidak setelah tiga tahun.

Sumber : CHIP

0 komentar: